Pernah nggak kita tiba-tiba badmood seharian cuma gara-gara ada orang yang kelakuannya nyebelin banget di media sosial (medsos)? Padahal orang itu nggak punya salah apa-apa ke kita, tapi apa yang dia post selalu bikin kita kesel. Nggak kuat nyimpen kekesalan sendiri, kita jadi cerita ke temen kita soal si-orang nyebelin-di-medsos ini. Terus, temen kita jadi kepo ke akun medsos orang ini dan ikutan sebel. Duh, daripada nyebarin kebencian kita sama orang yang bahkan nggak punya salah di dunia nyata, mending kita unfollow mereka aja, betul nggak? Ada seenggaknya tujuh tipe orang yang harus kita unfollow di media sosial, buat menjaga kesehatan emosi dan mental kita. Simak, yuk.
TUKANG SPAM
Tukang spam ini kayaknya tipe pengguna medsos yang paling banyak disebelin orang. Di Twitter, sehari bisa bikin lebih dari sepuluh tweet. Di Facebook, sehari bisa lebih dari lima kali nge-post sesuatu. Di Instagram, tiap hari ada aja yang muncul di feeds-nya. Belum lagi Instastory-nya yang kadang suka sampe jadi titik-titik saking banyaknya. Daripada bikin kita ngomel-ngomel sendiri, lebih baik unfollow aja. Kalo masih belum setega itu buat unfollow, manfaatin fitur yang bisa nyembunyiin postingan dia linimasa kita.
SI KRITIKUS MAYORITAS
Dia selalu punya opini yang berbeda dari kebanyakan orang. Tipe orang kayak gini nimbulin dua persepsi: bener-bener punya pendapat yang beda atau pengen keliatan beda di mata orang lain. Kadang, saking bedanya, kita yang nyimak pendapatnya jadi kesel sendiri sekaligus negative thinking. Ketika ada film yang disukain banyak orang, dia malah bilang filmnya jelek. Ketika ada tokoh publik yang buat banyak orang punya citra yang baik dan menginspirasi, dia malah ngorek kesalahan tokoh publik tersebut. Kalo orang ini adalah temen yang kita kenal, mending kita unfollow aja daripada ujung-ujungnya kita malah jadi benci sama dia.
PENYEBAR ILUSTRASI DOGMATIS
Contoh kasus orang tipe ini adalah begini: ketika kita lagi seneng-senengnya sama sebuah grup musik, tiba-tiba ada orang yang ngasih ceramah dogmatis tentang larangan mendengarkan musik. Atau, ketika kita lagi seneng-senengnya mengkreasikan gaya hijab, orang ini pun ngasih kutipan tentang larangan pamer kecantikan. Nah, tipe orang kayak gini sering banget mencatut ayat suci, quotes filsuf dengan paham tertentu, atau ucapan tokoh disertai ilustrasi yang nyeremin soal fenomena tertentu. Mungkin maksud dia baik, tapi kita jadi kesel karena kutipan yang dia posting nggak disertain konteks dan sumbernya. Daripada salah nangkep kutipan-kutipan yang sebenernya punya makna ‘lebih’ dari yang sekedar dia posting, mending unfollow aja dia.
OUR DREAM ACCOMPLISHER
Unfollow orang-orang yang mewujudkan mimpi-mimpi kita sebenernya baik buat kesehatan mental kita. Contohnya, dia punya barang yang kita pengen banget tapi nggak kunjung bisa kita beli. Atau, dia pergi ke tempat-tempat yang pengen banget kita kunjungin sejak lama. Pada awalnya kita pasti follow dia dengan tujuan memberikan motivasi dan inspirasi. Kita seneng ngeliatin pengalaman-pengalaman dia, ibaratnya dia jadi perpanjangan tangan dari apa yang pengen kita lakuin. Tapi, ketika lama-lama kita malah jadi tertekan karena nggak kunjung bisa ngerasain apa yang dia alamin, mending kita unfollow aja.
KOMENTATOR SEJATI
Ada aja orang yang rajin ngomentarin apa yang kita posting. Komentarnya pun bukan komentar biasa, tapi komentar yang sebenernya bermaksud ngasih kritik yang kadang bisa menjatuhkan kita. Misalnya, ketika kita posting lagu favorit, orang ini mengkritik lagu tersebut dan membandingkan sama lagu-lagu artis yang sama di album sebelumnya. Atau, ketika kita lagi pengen posting kutipan bijak, orang ini mengomentarin kutipan tersebut karena ngerasa nggak sependapat. Maksud dia mungkin baik karena memicu kita buat diskusi. Tapi, kalo mengkritik terus-terusan, kita malah jadi negative thinking dan berpikir kalo orang ini memaksakan pendapat dia. Buat hidup kita damai, unfollow aja biar postingan kita nggak muncul di linimasa dia dan nggak mancing dia buat ngasih komentar pedas.
CALON SELEBGRAM
Tipe orang kayak gini kelakuannya udah mirip sama selebgram yang jumlah followers-nya udah diembel-embeli huruf K. Beli ciki di minimarket, dia review. Punya alat makeup baru, dia review. Pergi ke tempat makan baru, dia rekomendasiin ke followers-nya, “Ini recommended banget, guys!”. Mungkin maksud dia baik, berharap semua yang dia share bisa ngasih manfaat ke orang lain. Tapi, daripada kita malah jadi judge dia sok ngartis, kesel sendiri, terus ujung-ujungnya malah berakhir benci sama orang itu, mending kita unfollow dia aja.
TUKANG ‘JUALAN’
Mungkin orang ini mau buka online shop, tapi uji coba promosi produknya dulu dengan cara share di akun pribadinya. Masalahnya, dia malah keterusan sering share produk yang dia jual. Anyway, jualan yang dimaksud di sini nggak harus produk atau barang, kok. Ada juga pengguna medsos tipe ‘tukang jualan’ ini yang sering post event yang lagi dia garap di sekolah atau di kampus. Saking seringnya ‘jualan’, tipe orang kayak gini mengelabui kita banget. “Ini akun pribadi atau akun official organisasi?” Sebelum akun itu bener-bener berubah jadi online shop, mending kita unfollow deh daripada bikin kita ngomel-ngomel sendiri terus.
Selain ketujuh tipe di atas, orang yang harus kita unfollow di medsos adalah sosok yang dalam waktu dekat membuat hati kita patah. Orang itu bisa mantan pacar yang baru aja putus, sahabat yang baru menyakiti hati, atau siapa pun yang punya hubungan nggak baik dengan kita di dunia nyata. Kita perlu istirahat sejenak dari patah hati kita, supaya kelak kita bisa maafin orang tersebut. Unfollow dia di medsos adalah salah satu terapi yang paling ampuh, lho.